Saturday, June 13, 2015

Get Well Soon

"Kamu di mana?"
"Di rumah kok."

Lalu,
Ting-Tong!

"Bukain dong."

Aku melihat intercom yang berdentang.  "Kamu..?"

"Dingin nih. Hehe," suaranya kini muncul dari speaker telepon dan intercom. Aku sekilas melirik piyamaku. Tapi, ah, masa bodoh. Tiba-tiba saja dia menelepon, ternyata sudah di bawah sana. Aku segera memencet tombol membukakan pintu depan dan memberi akses lift ke lantai unitku. 

Tidak lama, suara ketukan pintu terdengar, dan aku cepat membuka pintu. Begitu aku menangkap sorot matanya, aku menangkan perubahan di sana. Dia tersenyum pilu.

"Kamu pucet banget."

Aku menggaruk kepala, mengangguk. Badanku memang nggak bisa diajak kompromi. Suhu udara yang semakin dingin  berhasil membuat suhu tubuhku naik. Meriang hebat.

"Mau masuk?" Tanyaku, ragu.
Tapi dia menggeleng. "Nggak usah. Aku mau jalan lagi nih. Cari makan. Kamu udah ada makanan belum?"

Aku mengangguk. "Bubur tadi siang  masih banyak."

"Obat?"

"Udah minum barusan."

Dia mengangguk mantap. "Oke deh."

Sekali lagi pandanganku dan pandangannya beradu. Dia menyunggingkan seulas senyum, kecil. Cakep. 

Dia lalu mengangkat sebuah paper bag di tangan kirinya. "Nih buat kamu."

Aku spontan tersenyum kecil. "Apaan?" 

"Sweater, biar kamu anget. Udah ya, duluan. Kamu istirahat. Dah."

Dia mengangguk sambil mengangkat sebelah tangan. "Cepet sembuh." Lalu dia berlalu. 

Singkat saja pertemuan kami kali ini. Tapi berhasil membuatku tersipu dan tidur tersenyum. Dan paginya, setelah tidur sesore, aku bangun dengan tubuh yang jauh lebih segar. Masih dipeluk sweater baru. 


-*^^*-
Sincere. More action, less words. Selfless. 

0 comments:

Post a Comment