ini salah satu karya singkat yang kupersembahkan pada alam ciptaan-Nya, HUJAN :)
ENJOY :D
-*^^*-
HUJAN
Aku menengok ke luar jendela. Hm, awan semakin tebal dan
udara semakin dingin. Langit semakin abu-abu tanda mendung. Suara Guntur mulai
menggemuruh.
Ayolah, hujan,
turunlah… Paling tidak gerimis, pintaku dalam hati. Seraya menyiapkan
payung, aku beriman hujan akan segera turun.
Hujan, otakku mengingat, selalu membawa hal-hal baik.
Kenapa?
Pertama, hujan mengingatkanku pada kampung halamanku, nun
jauh di Indonesia. Waktu kecil sampai remaja, aku selalu menikmati tetesan air
hujan, tanpa payung atau jas hujan,tanpa alas kaki yang layak. Yep, hanya
dengan berpakaian seadanya, bermain di bawah langit yang hujan, di atas lekukan
bukit dan lembah di kampung halamanku.
Kedua, hujan mengingatkanku pada Ayah dan Bunda yang masih
tinggal di kampung, mereka yang
setia mendoakan aku. Saat hujan tiba di malam hari, Bunda selalu tidur di kamarku. Apalagi kalau hujan bertambah lebat menjadi badai. Selalu, tak pernah terlewatkan. Sampai-sampai, kadang Ayah ikut pindah ke kamarku untuk menemani aku dan Bunda.
setia mendoakan aku. Saat hujan tiba di malam hari, Bunda selalu tidur di kamarku. Apalagi kalau hujan bertambah lebat menjadi badai. Selalu, tak pernah terlewatkan. Sampai-sampai, kadang Ayah ikut pindah ke kamarku untuk menemani aku dan Bunda.
Juga, setiap kali hujan turun, Bunda selalu menuangkan
segelas susu hangat dan menyajikan sepiring pisang goreng panas untukku. “Tanda
cinta dari Bunda di hari hujan,” katanya selalu.
Yang ketiga?
Haha! Sedikit membuat pipiku terasa panas. Mari aku
ceritakan…
Hari itu hujan deras,
ketika aku bertemu dengan Dika. Dika adalah pria yang istimewa. Bukan,
dia bukan pacarku! Walau iya, jujur aku memang menyukainya. Mungkin kalau
semesta menentukan kami berjodoh, kami akan bersatu.
Ehm, anyway, waktu
itu hujan mulai turun, dan aku masih menunggu jemputan Ayah. Lama, tak kunjung
tiba. Tapi lalu dia datang membawa payung, dan membagi payungnya tepat di saat
hujan mulai deras. Bukan, ini bukan
cerita tentang cinta pada pandangan pertama, karena justru sejak hari itu, kami
sempat membenci dan bermusuhan.
Tapi semua orang tahu kan, kalau benci dan
cinta itu berbedanya tipis?
Yes!!
Aku bersorak dalam hati. Tetes pertama air hujan turun
dan membasahi jendela bis yang kunaiki ini.
Aku segera menekan tombol bel dan bersiap berdiri di dekat pintu. Bis mulai menepi ke bus stop
Aku segera menekan tombol bel dan bersiap berdiri di dekat pintu. Bis mulai menepi ke bus stop
Aku lalu membuka payung lipat kecilku, dan mulai berjalan di
bawah langit yang hujan, melangkahkan kaki ke asrama yang masih 2 blok lagi.
Mulai mengembangkan senyuman, karena akhirnya aku bisa merasakan sekali lagi
hujan.
0 comments:
Post a Comment