Friday, August 14, 2015

Dear 'Adek',

Dek, tau nggak, semalam aku mimpi kamu. Haha. Lucu deh ceritanya, jujur aku kaget dan masih entertained sampai sekarang :D


Aku mimpi kalau kamu itu keturunan Jepang!
Aneh ya? Eh tapi ada benernya nggak sih? Mungkin ada something in your features yang membuat alam bawah sadarku bikin cerita itu. Gila.

Aku mimpi kamu bakal punya adek cewek! :)
Aku tahu kamu pasti bakal seneng banget. Dan, ssst, I think she'll change your world :)


Dek, terlepas dari itu semua,
Aku sungguhan kangen ngobrol sama kamu lho.
Beneran. There's something about ngobrol sama kamu yang selalu refreshes me, walaupun sejujurnya nggak selalu penting omongan kita.

Kira-kira kita bisa ketemu lagi nggak ya?

-*^^*-

Saturday, August 1, 2015

Starting Right

"Eh Nel, kalo lo udah kau pulang, kasi tahu ya. I'll walk you home."

Nelsha mengerutkan alis, menengok jam tangannya. Baru jam 7 kok. "Eh nggak usah Ed, baru jam segini juga."

"Gak papa. I have something to tell you anyway."

Nelsha cuma mengangguk. "Okay."

-*^^*-

Begitu menapakkan kaki di luar, semburan angin dingin langsung menyambut Nelsha dan Eddie.
"Gilaaa.." Nelsha mencetus sambil menggigil, sementara Eddie tertawa saja mendengar celotehan Nesha.
"Mau syal nggak?" Tanya Eddie.
Nelsha menggeleng, "Udah ada."
Eddie menangguk.

Beberapa menit hening, rasa penasaran Nesha akhirnya muncul. "Tadi mo bilang apa Ed?"

Eddie tampak agak terkejut, "Ooh. Hmmm.." Lalu langkah Eddie tiba-tiba berhenti sejenak. Seperti fokus mengatakan kalimat satu ini,"Nel, gue harus ngaku sesuatu: I really enjoy spending time with you."

Gantian Nelsha terpaku, tidak tahu harus bilang apa. Tapi lalu mengikuti lagi Eddie yang kembali berjalan. Akhirnya Nelsha cuma bilang, "Okay."

Eddie menarik satu nafas panjang. Tadi itu baru prelude, ini yang dia mau sampaikan: "Ummm, I would like to know you better, Nel. Kita tuh sama-sama agak reserved kan, bukan yang outgoing gitu. Biasanya orang-orang kayak kita punya banyak layers, and I'd love, if I may, to get to know you layer by layer. In turn, I want you to know me better to."

Nelsha tercengang. Mengangguk-angguk, sok tau. Padahal, dia sama sekali lost. "And why would you want to do that, Ed?"

Eddie tersenyum sebelah. "You really want me to spell it out, Nel?"

Ah, baru Nelsha agak mengerti.
'I would like to know you better.' Cara harus Eddie untuk bilang 'I think I fancy you.'
Di situ, Nelsha tiba-tiba merasa bangga dan juga honored. Tentu saja honored karena Eddie menganggapnya begitu. Bangga, karena temannya satu ini bisa berkata begitu jujur, dan juga bagaimana Eddie begitu bijaksana: dia nggak asal 'nembak', tapi benar-benar memilih untuk mengenal Nelsha dulu, dan juga memberi Nelsha waktu untuk benar-benar mengenal dia.

"I would like to know you better, too, Ed."
"Yeah?"
"Yea."
"Cool."

Eddie tersenyum. Lebar. Lega.
Nelsha juga.

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok, atau minggu depan, dan minggu-minggu ke depan.
Apakah cerita mereka bakal berlanjut, atau akankah mereka puas hanya menjadi teman.
Tapi Nelsha tidak sabar untuk fase berikut ini.

-*^^*-

Not rushed; 
genuine chance and willingness to give time to know each other well before anything even starts.